Disertasi

Uji penutupan balon, suatu teknik baru sebagai pedoman penutupan defek septum atrium yang disertai dengan hipertensi pulmoner berat. = Ballon occlusion test, as a new technique for considering transcatheter closure of atrial septal defect with severe pulmonary hypertension.

Saat ini parameter untuk penutupan defek septum atrium (DSA) dan hipertensi pulmoner (HP) berat adalah rasio aliran dan resistensi vaskular pulmoner (RVP). Kedua hal tersebut tidak menunjukkan ada tidaknya sindrom Eisenmenger (SE) yang merupakan indikasi kontra penutupan DSA. Oleh karena itu kami mempunyai hipotesis bahwa dengan melakukan penutupan sementara pada DSA dengan balon (disebut uji penutupan balon), akan diperoleh petunjuk langsung ada tidaknya SE. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai pasien DSA yang disertai dengan HP berat dan UPB, yang dilakukan penutupan dengan alat Penutup Septum Amplatzer (PSA). Dilakukan pengamatan 12 minggu pasca-PSA. Metode. Semua pasien dengan DSA HP berat yang dilakukan penutupan secara perkutan dengan PSA di rumah sakit antara bulan Juni 2010 sampai Desember 2011 dimasukkan dalam penelitian ini. Disain penelitian, quasi-eksperimental dengan melakukan penutupan sementara DSA. Bila UPB positif tidak diintervensi dan dilakukan pengamatan dan bila UPB negatif maka dilakukan penutupan transkateter DSA menggunakan PSA. Semua pasien dilakukan pemeriksaan uji jalan 6 menit, pemeriksaan laboratorium NT -proBNP serta pemeriksaan ekokardiografi untuk mengukur ruang-ruang jantung dan estimasi TAP. Semua pemeriksaan dilakukan pada sebelum, 1 hari, 4 minggu dan 12 minggu setelah tindakan. Hasil. Dari 61 diagnosis DSA yang selama periode penelitian, 8 di antaranya dengan HP berat, terdiri dari 7 wanita dan 1 pria dengan rerata usia 32 (antara 19- 48) tahun. Rerata diameter DSA adalah 27 (4) mm, rerata TAP adalah 75 (17) mmHg, rerata TAO adalah 91 (16) mmHg dan saturasi oksigen perifer adalah 98 (2) %. Semua pasien dengan hasil UPB negatif, dilakukan penutupan defek dengan PSA. Tidak ditemukan komplikasi pada waktu pemasangan. Pada pengamatan 12 minggu, semua pasien mengalami perbaikan klinis. Pada pengamatan 12 minggu pasca-PSA, TAP menurun secara bermakna, p = 0,001, TAP rerata menurun bermakna, p=0,012. Dua pasien dapat diamati selama 18 bulan, dan keduanya menunjukkan TAP sistolik menjadi normal. Diameter atrium kanan minor (AKa minor) mengalami penurunan pada 12 minggu pasca-PSA, p = 0,009. Kadar NT -proBNP mengalami penurunan tetapi secara statistik tidak bermakna. Uji jalan 6 menit mengalami peningkatan yang sangat bermakna pada 12 minggu pasca-PSA, p = 0,005]. Simpulan. Pada pasien dengan DSA yang disertai dengan HP berat, UPB dapat dilakukan dengan aman dan mungkin sangat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan apakah DSA perlu ditutup.
Kata kunci, Defek sepum atrium, hipertensi pulmoner, uji penutupan balon, penutup septum Amplatzer.



In patients with atrial septal defect (ASDr associated with severe pulmonary hypertension (PH), flow ratio and pulmonary arterial resistance are still used as traditional parameter for closure consideration. These parameters cannot determine whether Eisenmenger's syndrome (ES) has already occurred, which will be contraindicated for ASD closure. We, therefore set up a hypothesis that temporary occluding the defect using balloon inflation will give us a direct impression whether ES has already occurred. The objective of this study is to perform a simple test of BOT in ASD PH patients and those who are having negative result undergoing transcatheter septal closure using Amplatzer septal occluder (ASO) and followed-up for 12 weeks. Methods This is a quasi-experimental design. All ASD with severe PH patients who underwent percutaneous closure using ASO in our hospital are included in this study. All patient underwent transesophageal echo cardiography under general anesthesia. BOT was performed in all patients. PAP and aortic pressure (AOP) were measured pre and post-BOT. All patients with negative BOT were undergoing transcatheter ASD closure using ASO device. Six minutes walk test, transthoracic echocardiography, the plasma level of NT proBNP were performed before, 1 day, 4 weeks and 12 weeks after procedure. Results. From June 2010 to December 2011, there were 61 ASD. Eight of them were associated with severe PH. The female/male ratio was 711. Their age was 32 years (range 19-48 years). The mean ASD diameter was 27 (4) mm, the mean PAP was 75 (17) mmHg, the mean AOP was 91 (16) mmHg and the mean arterial oxygen saturation was 98 (2) %. BOT was done in all patients and all were negative. Therefore all underwent transcatheter closure using ASO device. There was no complication during procedure. All patients could be followed for 12 weeks. And only 2 patients could be followed for 18 months. However, the systolic and mean PAP dropped and statistically significant at 12 weeks follow- up. In two patients, PAP were normal after 18 months follow-up. Minor right atrial dimension at 12 week follow-up p = 0.009. The NT pro-BNP level declined at 12 weeks after procedure which was statistically insignificant. While 6 minutes walk test increased and statistically significant after 12 weeks post procedure, p = 0.005. Conclusion In ASD patients associated with severe PH, the BOT could be performed safely and may be very useful for considering defect closure.
Keywords Amplatzer Septal Occluder, Atrial Septal Defect, Balloon Occlusion Test, Pulmonary Hypertension.

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2012
Pengarang

Indriwanto Sakidjan Atmosudigdo - Nama Orang
Dede Kusmana - Nama Orang
Muhamrnad Munawar - Nama Orang

No. Panggil
D12022fk
Penerbit
Jakarta : Program Doktor Ilmu Kedokteran.,
Deskripsi Fisik
xviii, 81 hal; Lamp. 6
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
D12022fkD12022fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Uji penutupan balon, suatu teknik baru sebagai pedoman penutupan defek septum atrium yang disertai dengan hipertensi pulmoner berat. = Ballon occlusion test, as a new technique for considering transcatheter closure of atrial septal defect with severe pulmonary hypertension.

Related Collection